Sabtu, 13 Maret 2021

Hari Ketiga Puluh Tiga "Ikhtiar Suci"


 Oleh: Iqbal Maulana

Nuansa sejuk memancarkan kasih nan sayang. Senarai kalam Ilahi menyejukkan hati dan pikiran. Memohon ridho atas rahmat dan karunia-Nya. Mengucap tasbih memuji Ilahi Robbi.

Hari ketiga puluh tiga telah Reza lalui dengan penuh suka duka. Istigfar dan selawat adalah teman terbaik yang menemani Reza menuju pertemuan dengan cinta sejatinya.

Ikhtiar suci perlu dilakukan sebagai cara terpuji sesuai dengan firman-Nya. Nabi pun memberikan instruksi bahwa di dalam menggapai setiap harapan dan impian selalu lakukan dengan dua cara, yaitu, do'a dan ikhtiar. Sebab, do'a tanpa ikhtiar adalah suatu kebohongan, dan ikhtiar tanpa do'a adalah suatu kesombongan. Naudzubillah.

Reza masih memikirkan kisah cintanya dengan bidadari surgawi, Nay. Reza belum bisa melepas sepenuhnya, walaupun Nay telah mengikhlaskannya. Tapi hati Reza tetap tidak bisa dibohongi, Reza masih memendam rasa tersebut kepada Nay.

Hari yang terik begitu dingin bagi Reza. Dingin karena ia tak beranjak dari kamarnya. Reza seharian mengurung diri di dalam kamar. Ia meluapkan emosinya ke dalam sebuah tulisan yang mengisahkan perjalanan cintanya dengan Nay Qonita.

Cerita yang berawal dari sebuah pertemuan, perkenalan dan berbagi pengetahuan. Reza melamun membayangkan kisahnya dengan Nay Qonita. Seketika menetes kembali air mata Reza. Ia tak mampu menahan dan membrontak atas dirinya, Reza yang hanya mengikuti kata ibundanya, ia rela hatinya tersayat, cintanya hanyut, hatinya sakit dan raganya terjepit. Semua itu Reza lakukan demi menjaga hati dan kasih ibundanya.

Seketika hati Reza berontak, dan ia ingin memperjuangkan cintanya, ia tidak ingin membohongi hati dan perasaannya. Reza bangkit dan mulai melakukan tindakan dengan berkomunikasi dengan ibundanya. Reza keluar kamar dan menemui ibundanya.

"Tok.Tok.Tok. Ibu, Ibu" Reza mengetuk pintu kamar ibunda

"Iya, Reza. Tunggu sebentar" Ibu yang baru selesai salat, ia membuka pintu kamarnya yang terkunci. "Ada apa Reza?" Tanya ibu

"Reza mau bicara, apakah ibu ada waktu?" sahut Reza memohon kepada ibundanya.

"Ayo, kamu mau bicara apa, Nak?, Ayo ke sini" Ajak ibu menuju ruang keluarga.

Hari itu berasa sunyi sepi tidak ada keceriaan, muka Reza yang sendu membuat ibundanya bertanya-tanya, ada apa dengan anaknya Reza. 

"Bu, Reza mohon kepada ibu untuk memikirkan kembali tentang keputusan ibu ingin menikahi anak pak Kiyai Mukhtar. Reza tidak ingin menjadi anak durhaka dan Reza juga tidak ingin mengecewakan ibu dan pak Kiyai Mukhtar". "Menikah itu hanya sekali seumur hidup, dan Reza tidak ingin menikah dengan seseorang yang tidak Reza cintai". Jawab Reza

"Aisyah adalah anak yang baik, ibu yakin kamu cocok dengan dia. Bapaknya punya pondok pesantren, di sana kamu bisa mengabdikan diri dan mengamalkan ilmu yang kau miliki kepada para santri-santrinya" Ucap ibu meyakinkan Reza. "Cinta akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu, Ibu dan bapak awalnya tidaklah saling mencintai. Ibu pun menikah dengan bapakmu itu melalui ta'aruf dan sama sekali tidak ada rasa cinta satu sama lain. Tapi apa buktinya, sekarang bisa bahagia dan saling melengkapi. Cinta tumbuh dari proses ta'aruf yaitu setelah menikah, dan itu sungguh nikmat yang Allah titipkan kepada hamba-hambanya yang saleh" Lanjut ibu menasihati Reza

Reza hanya terdiam dan melamun memikirkan kisah cintanya yang kandas seketika oleh ujian yang menimpanya. Cinta segitiga antara Aisyah, Nay Qonita dan Reza.

"Bu, Reza mohon izin sama ibu. Tolong kasih Reza kesempatan untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT. Reza tidak ingin menyesal di kemudian hari. Dan Reza ingin meyakinkan diri Reza, apakah Aisyah itu betul-betul cinta sejati Reza. Reza mohon tolong berikan Reza kesempatan sekali lagi, bu" Ujar Reza, memohon kesempatan kepada ibundanya

"Baik, jika itu membuat kamu lebih yakin. Lakukan saja Nak. Ibu membantu doa terbaik untukmu."

Reza melakukan salat istikhara untuk memohon pertolongan kepada Allah, dan berdoa untuk dapat dipertemuakan dengan  seorang gadis yang betul-betul dapat menyayangi dan yang ia cintai.



0 komentar:

Posting Komentar