Jumat, 19 Maret 2021

Hari Ketiga Puluh Sembilan "Perhiasan Termahal di Dunia"


 Oleh: Iqbal Maulana

Angkasa bercerita pada samudra nan luas. Hamparan debur ombak mengiringi kisah di atas bahtera. terombang-ambing oleh badai bahari, nafsu tersungkur di dalam diri.

Jiwa penuh pretensi. Digambarkan oleh kasih di dasar hati. Antariksa memuji kebesaran Ilahi. Terhadap jiwa yang ikhlas nan suci

Tiga puluh sembilan hari telah Reza lewatkan dalam masa penantiannya. Reza semakin yakin atas pilihannya dan Allah telah memberikan ketetapan hatinya untuk memutuskan sebuah pilihan terbesar dalam hidupnya.

Ust Ahmad kembali berkunjung ke rumah, ia mengingatkan kembali kepada Ibunda Reza tentang hal undangan dari pak Kiyai Mukhtar.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ibu apa kabar?" ucap ust Ahmad yang bertamu ke rumah Reza

Ibunda yang sedang asyik menyiram tanaman di taman depan rumah, langsung meletakkan selang air ke rumput.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. eh ust Ahmad. Alhamdulillah kami sekeluarga dalam keadaan sehat wal afiat. Ust Ahmad sendiri apa kabar?" Jawab ibu sambil mempersilahkan masuk ke ruang tamu. "Mari masuk ust. mohon maaf rumahnya sedikit berantakan. Maklum tidak ada anak perempuan di rumah ini. eh he he" lanjut tutur ibu

"Alhamdulillah saya sehat juga ibu. Bagaimana dengan Reza apakah sudah siap untuk menghadiri undangan pak Kiyai Mukhtar, hari Ahad besok?" Sahut ust Ahmad

"Maaf ust, saya juga sedikit bingung harus berbuat apa. Apakah saya harus melanjutkan perjodohan dari beliau  atau bagaimana? mengingat Reza tidak ingin mengecewakan keluarga pak Kiyai"

"Kenapa begitu, bu? ini kan undangan dari pak Kiyai, beliau yang langsung memintanya. Seharusnya Reza bahagia bisa diberikan kepercayaan oleh keluarga besar pak Kiyai." Ucap ust Ahmad

"Iya ust, namun yang ingin menikah kan mereka berdua, kita hanya memfasilitasi dan menyokong dari belakang. Selama itu masih dalam kebaikan untuk dirinya dan agamanya."

"Kemarin malam, saya sudah tanya kepada Reza akan hal ini, ia memohon maaf kepada saya kalo Reza tidak bisa memenuhi undangan dari pak Kiyai. Sebab ia tidak yakin atas perjodohan tersebut, mengingat Aisyah adalah lulusan dari Al-Azhar, Cairo. Reza khawatir tidak dapat menjadi menantu yang baik untuk pak Kiyai." lanjut tutur ibu menanggapi pertanyaan ust Ahmad sambil mengambilkan air minum dekat teras 

"Ayo ust diminum dahulu, mohon maaf iya ust seadanya saja."

"Reza telah menemukan wanita yang ia tetapkan sebagai pasangan hidupnya, yaitu Nay seorang wanita yang telah membantu Reza dalam menyekesaikan tugas akhirnya. Ia telah menceritakan semuanya kepada saya. Bahwa Reza telah yakin dan mantap atas pilihannya tersebut"

"dan seminggu yang lalu, Reza juga telah menceritakan tentang mimpinya yang melihat satu titik sinar, dan ketika ia datangi sinar tersebut semakin menyebar luas ke seluruh penjuru mata angin" Lanjut ucap ibu

"Jadi ibu dan Reza tidak akan memenuhi undangan pak Kiyai hari Ahad?" Tanya ust Ahmad

"Insya Allah saya dan bapaknya Reza akan mendatangi rumah pak Kiyai untuk memenuhi undangan beliau, dan sekaligus ingin menyampaikan permintaan maaf atas perjodohannya dengan Aisyah yang ditolak oleh Reza" Jawab ibu

"Baik jika seperti itu ibu, semoga hasil keputusan ini adalah keputusan yang terbaik untuk mas Reza, dan ibu sekeluarga" Ucap ust Ahmad

"Amin. Insya Allah ust. Terima kasih banyak atas waktunya telah mendengarkan cerita saya hari ini. Ayo ust dicicipi makanannya"

"Baik, ibu. Terima kasih. Oh iya, ibu saya sudah ada janji dengan teman saya di pondok, saya mau sekalian izin pamit saja sama ibu. Terima kasih banyak atas jamuannya. Mohon maaf jika saya yelah merepotkan ibu" 

"Maa Sya Allah, sama sekali tidak merepotkan ust, malahan saya senang bisa dikunjungi oleh ust. sering-sering main ke sini ust." Pinta ibu kepada ust Ahmad

"Baik ibu, Insya Allah jika ada kesempatan saya berkunjung kembali untuk bersilaturahmi dengan ibu dan keluarga. Terima kasih banyak iya ibu. Assalamu'alaikum" Ucap ust Ahmad sambil bersalaman pamit pulang untuk bertemu dengan temannya.

"Sama-sama ust. Mohon maaf jika banyak kekurangannya ust. Wa'alaikumussalam Warahmatullah".

***

Perhiasaan termahal di dunia ini adalah istri salihah, yaitu seorang wanita yang apabila dipandang oleh suami dapat menyejukkan hati, berbudi bahasa yang baik, berakhlak mulia dan selalu melaksanakan perintah-perintah-Nya.

Reza sangat bersyukur dapat dipertemukan dengan seorang wanita tersebut, yaitu bidadari surgawi yang menyamar sebagai seorang wanita yang hidup di hamparan bumi Allah nan luas.

penantian Reza selama tiga puluh sembilan hari, menuju satu hari atas tirakatnya dapat memberikan pelajaran kepada kita bahwa, setiap niat suci akan diberikan jalan keluar meski harus melewati jalanan yang terjal dan penuh lika-liku.

Reza telah membuktikan bahwa dengan mendekatkan diri kepada-Nya, yaitu dengan melaksanakan hal-hal yang dapat mengundang cinta dan ridha Allah SWT, kita akan diberikan berbagai kemudahan dan solusi-solusi yang tepat atas persoalan yang sedang dihadapi.

0 komentar:

Posting Komentar