Senin, 15 Maret 2021

Hari Ketiga Puluh Lima "Jalan Sunyi"


Oleh: Iqbal Maulana

Hening malam membisikkan jiwa nan lara. Gemerlap bintang memancarkan cahaya. Bukan, bukan cahaya cinta yang diberikan. melainkan duka pada satu pengharapan. Pengharapan indah nan jauh di relung jiwa.

Tirakat 40 hari menemukan pasangan hidup dengan salat tasbih. Hari ini, tepat 1 Sya'ban 1442 H Reza telah berhasil mencapai hari ketiga puluh lima. Lima hari menuju keputusan bulat yang harus Reza sampaikan kepada ibunda.

Keputusan pahit atau manis, harus diutarakan bak meminum obat demi sebuah pengharapan jiwa. Jiwa yang lara penuh fluktuasi kebahagiaan. 

"Ya Allah, aku mohon kepada-Mu tolong berikanlah hamba ketetapan yang matang yang membuat aku dan ibunda bahagia. Mudahkan, mudahkan dan mudahkanlah ya Allah segala urusan hamba-Mu yang hina ini. Berikanlah petunjuk-Mu atas permasalahan yang hamba alami saat ini. Ya Hayyu Ya Qoyyum, Ya Hannan Ya Mannan. Istajib du'aana". Doa Reza di sepertiga malamnya.

Dalam kesunyian malam, Reza bermimpi berjalan di sebuah jalan gelap gulita, Reza melihat titik putih kemudian Reza menghampiri, dan titik putih tersebut semakin besar.

Seketika Reza terbangun dari tidurnya dan duduk di atas dipannya.

"Ya Allah, pertanda apakah ini? Semoga ini menjadi pertanda yang baik untuk hamba" gumam Reza di dalam hati.

Kemudian Reza dengan nafas tak teratur berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum, untuk menenangkan dirinya.  Setelah itu, Reza melanjutkan untuk menghadap-Nya dengan memuji asma-Nya. Setelah selesai ibu mengetuk pintu kamar Reza.

"Tok.tok.tok, Nak, apakah kamu masih terbangun?" tanya ibu

Reza baru saja selesai bermunajat dan sedang merapihkan sajadahnya.

"Iya bu, kenapa?" ujar Reza

"Ibu mau bicara denganmu sebentar, boleh?"

"Boleh bu, tunggu sebentar" 

"Ibu tunggu di ruang tamu, nak" sahut ibu.

Kemudian Reza membuka pintu kamar dan menuju ruang tamu.

"Ada apa bu?" tanya Reza sambil duduk di sofa

"Ust Ahmad tadi siang ke rumah, menanyakan kesiapan keluarga kita untuk berkunjung ke rumah pak kiyai. Dia menitip amanah kepada ibu jangan sampai mengecewakan pak Kiyai".

"Astaghfirullahal 'adziim bu, jadi Reza harus bagaimana, bu?" ujar Reza yang semakin terdesak atas janjinya kepada ibundanya

"Oh iya bu, Reza tadi mimpi bu, Reza mimpi berada di sebuah tempat yang gelap gulita dan seketika Reza melihat titik cahaya putih, dan ketika Reza datangi ke pusat cahaya tersebut, cahayanya semakin terang menyebar ke berbagai penjuru. Apakah mimpi tersebut ada makna yang tersimpan bu?" lanjut Reza kepada ibu, menyampaikan tentang mimpinya.

"Semoga saja itu pertanda baik akan jawaban dari mimpimu iya, Nak. Jika ibu mendengar kisah itu, kamu akan memperoleh jalan keluar atas permasalahanmu, nak. Allah Maha mengetahui dan insya Allah cepat atau lambat kamu akan memperoleh ketetapan yang kuat atas pilihanmu".

"Aamiin Ya Robbal'alamiin. Semoga saja bu. Reza juga tidak ingin berlarut-larut dalam masalah ini." ujar Reza.

"Yasudah, kamu kembali istirahat sana, besok pagi kamu harus kerja." ucap ibu

"Baik, bu. Reza izin kembali ke kamar iya" pamit Reza kepada ibunda

"Iya, jangan lupa berdoa sebelum tidur, nak"

"Baik, bu". Reza berjalan menuju kamarnya.

***

Keheningan, kegelapan menyelimuti Reza yang berharap segera dipertemukan dengan bidadari surgawi. Keyakinan hati akan janji-Nya, Reza teringat akan nasihat dari pak Kiyai Raffiudin. Beliau selalu mengucapkan bahwa "Tidak ada masalah yang tidak ada solusinya. Hal terpenting yang harus dilakukan oleh kita sebagai hamba adalah bersabar, bersabar dan bersabar. Serta selalu mengamalkan makna yang tersirat di dalam QS. [2]: 45 yang artinya adalah setiap kali kamu ada permasalahan solusinya adalah salat dan sabar. Hal tersebut menjadi hal yang berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."

Lanjut beliau "Bersabar bukan berarti berdiam diri dan berpasrah atas takdir yang diberikan, melainkan bergerak dan mencari jalan keluar dengan terus berusaha yang diiringi dengan memohon ampunan-Nya dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan salat, ikhtiar dan tawakal."


0 komentar:

Posting Komentar