Kamis, 18 Maret 2021

Hari Ketiga Puluh Delapan "Nothing is Impossible"

 


Oleh: Iqbal Maulana

Hitam keabu-abuan penuh kesejukkan. Gemerlap cahaya lampu mengiringi kepergiannya. Ya, dia adalah sang fajar yang telah usai atas tugasnya.

Meringis kesakitan, meronta kebingungan. Ke mana aku harus pergi? Kepada siapa aku harus berpasrah?  Ilahi Robbi sebaik-baik tempat kembali.

Pernahkah Anda memiliki pemikiran bahwa, "Mana mungkin saya bisa seperti dia?" "Saya tidak mampu, saya ragu, saya tidak yakin, saya merasa insecure". Dan kata-kata negatif lainnya.

Ingat setiap manusia diciptakan oleh Allah sama-sama dalam keadaan tak berbusana, tercipta dari setetes air hina, sama-sama makan nasi, memiliki akal dan hasrat di jiwa dan berakhir dalam lubang yang sama yaitu kematian (alam kubur). Jika seperti itu, lantas kenapa masih berpikiran negatif seperti yang disebutkan di atas?.

Ubahlah pola berpikir Anda, yakinkan pada diri Anda bahwa, Anda mampu melaksanakan hal yang sama, memiliki kesempatan yang sama dalam hal meraih impian dan harapan.

Nothing is impossible seperti itulah bunyi pepatah dalam bahasa Inggris. Jika kamu mau dan bersungguh-sungguh, maka tidak ada hal yang tidak mungkin. Semua bisa terjadi dan niat baik Anda dapat melebihi dari ekspektasi Anda.

Hari ketiga puluh delapan tirakat Reza dalam melaksanakan salat tasbih. Puji syukur atas rahmat dan kasih sayang Allah SWT, Reza memperoleh kabar gembira atas penantiannya.

Nay Qonita tiba-tiba menghubungi Reza memberikan klarifikasi atas kabar burung yang beredar melalui sahabat penanya.

"Kring.kring.kring" bunyi panggilan masuk pada gawai Reza.

"Alhamdulillah ya Allah, Engkau memberikan jawaban atas doa-doaku. Semoga Nay dapat menjelaskan dengan baik atas kabar tersebut" gumam Reza dalam hati, sambil mengangkat panggilan telepon Nay.

"Assalamu'alaikum." ucap Nay dan Reza bersamaan melalui sambungan telepon.

"Wa'alaikumussalam  warahmatullah" jawab Reza dan Nay bersamaan kembali.

"Maaf ka Reza, saya telah melewatkan telepon dari ka Reza. Kemarin gawai saya tertinggal di pondok"

"Baik Nay, tidak apa-apa. Saya sudah bahagia bisa mendengar suaramu kembali. Tapi... " ucap Reza yang terhenti ketika teringat kabar bahwa Nay telah dilamar oleh seorang pemuda putra dari seorang pak Kiyai.

"Tapi.. apa ka Reza?" tanya Nay penasaran, sebab ia belum mengetahui bahwa Reza telah memperoleh kabar tentang khitbah yang dilakukan oleh Nay.

"Tapi, saya ada satu pertanyaan untuk kamu, Nay. Saya mohon kepadamu, tolong kamu jawab pertanyaan ini dengan sejujur-jujurnya" pinta Reza kepada Nay

"Pertanyaan tentang apa ka Reza?" Nay yang masih penasaran.

"Kamu harus janji terlebih dahulu, bahwa kamu akan menjawab dengan jujur lillahi ta'ala

"Insya Allah Nay akan jawab dengan sejujur-jujurnya pertanyaan dari ka Reza lillahi ta'ala" janji yang diucapkan Nay kepada Reza.

"Apa benar kamu telah dikhitbah oleh seorang putra pak Kiyai dari Jombang, Jawa Timur? Tolong jawab jujur Nay!" ucap Reza dengan nada serius

"He.he.he. apa kata ka Reza dikhitbah sama putra pak kiyai dari Jombang, Jawa Timur?" Sahut Nay sambil tertawa lepas kaget atas pertanyaan Reza tersebut.

"Kenapa kamu tertawa? tolong jawab jujur Nay, kamu tadi sudah janji, bukan?" 

"Kamu dapat info dari siapa, kalo saya telah di khitbah?" tanya balik Nay kepada Reza

"Kamu tidak perlu tahu dari mana saya tahu info tersebut, yang jelas saya mohon jawaban dari kamu dengan jujur, Nay. Tolong kamu jawab dengan sejujur-jujurnya" mohon Reza kepada Nay

"Baik, saya akan jawab pertanyaan dari kamu dengan jujur. Saya belum dikhitbah oleh siapa pun, sampai detik ini saya bicara dengan kamu Muhammad Balqi Syahreza. Lillahi ta'ala" Jawab Nay dengan singkat, jelas dan tegas.

"Kamu sadar kan menjawab hal itu?" tanya Reza, dengan nada sedikit ditekan

"Saya sadar sesadar-sadarnya ka Reza, kalo saya belum dikhitbah oleh siapa pun" ucap Nay menegaskan jawabannya kembali.

"Alhamdulillah Ya Allah, Engkau Yang Maha Esa dan Maha Kuasa atas segala sesuatu" gumam Reza dalam hati

"Hallo ka Reza? apakah masih tersambung telepon saya. Hallo ka Reza?" Tanya Nay karena tidak ada suara apapun.

"Owh iya , Hallo Nay, saya masih di sini mendengar suaramu, Nay" jawab Reza.

Bagaikan melihat bintang yang terjatuh di malam hari, mewujudkan semua impian bagi orang yang melihatnya. menjaga hati dua insan yang penuh chemistry.

Akhirnya pertanyaan Reza terjawab sudah. Reza merasa lega dan bahagia, sehingga niat sucinya untuk melamar bidadari surgawi akan segera terwujud.

"Tok.tok.tok. Nay, Nay, apakah kamu sudah tidur?" suara bapak Nay yang mengetuk pintu kamarnya

"Ka Reza teleponnya saya akhiri dahulu nggih, soalnya ada bapak manggil saya, khawatir ada hal penting. Terima kasih ka Reza." Ucap Nay 

"Baik Nay, nanti saya akan menghubungi kamu lagi" tutur Reza

"Assalamu'alaikum" ucap Nay menutup teleponnya

"Wa'alaikumussalam warahmatullah". jawab Reza sambil mematikan gawainya.

Bagaikan kisah Romeo dan Juliet, Penantian Reza dan Nay memiliki kisah yang cukup mendalam bagi kehidupan setiap insan di dunia. Tantangan dan rintangan datang silih berganti, untuk menguji diri yang penuh ambisi nan suci.

***

Skenario-Nya adalah alur yang terbaik yang telah ia ciptakan bagi hambanya yang selalu beriman dan bertakwa. Sutradara utama atas kehendak-Nya, pilihan-Nya yang terbaik yang diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain.

0 komentar:

Posting Komentar