Minggu, 14 Maret 2021

Hari Ketiga Puluh Empat "Muhibban"


 Oleh: Iqbal Maulana

Fajar menyingsing berpamitan kepada malam yang gelap. Mentari menyeru menyambut hari nan syahdu. gemerlap bintang tak mampu menemani indahnya fatamorgana yang bersua.

Hari ketiga puluh empat. Hari di mana Reza melaksanakan salat tasbih dengan istikamah. Tirakat untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik, sebagai media untuk dipertemukan dengan teman sehidup semati, yang menemaninya dalam menjalankan ibadah hingga akhir hayatnya.

Setiap kejadian memiliki hikmah di dalamnya. tidak ada suatu perkara melainkan Allah SWT telah menyimpan pelajaran di dalamnya. Tujuannya untuk apa? tujuannya adalah untuk mendidik dan memberikan ujian kepada hambanya yang Dia kehendaki.

Reza di detik-detik terkahir tirakatnya, ia dipersoalkan dengan sebuah permasalahan yang membuatnya fluktuasi atas kemantapan hatinya dalam memilih suatu pilihan terbesar di dalam hidupnya.

Bidadari surgawi telah ia temukan, namun Allah memberikannya ujian untuk memastikan bahwa suatu harapan harus dilakukan dengan perjuangan.

"Bagaimana Nak, apakah kamu sudah mendapatkan jawaban atas istikharamu?" tanya ibunda

"Belum, bu. Reza masih memohon petunjuk-Nya agar Reza mampu untuk memutuskan satu keputusan yang bulat, yang membuat ibu bahagia dan Allah ridho akan pilihan Reza"

Reza selalu menyisihkan waktu tersisa sebelum istirahat malam, yaitu dengan  melakukan munajat dan berdoa meminta diberikan petunjuk atas peristiwa yang  menimpanya beberapa hari terakhir ini. 

Mentari termenung menggambarkan keadaan hati yang dialami Reza. Udara tak bersua, hanya semilir tipis sesekali. Reza melamun di teras dekat gajebo ikan koinya, sembari bersholawat ia memberikan makanan kepada ikan-ikan hiasnya. Sesekali ia berbincang dengan ikannya.

"Tem, gimana menurutmu, apakah aku harus memilih bidadari surgawi atau Aisyah anak pak Kiyai" Ujar Reza kepada ikan koi terbesar yang menempati gajebonya.

"Aku kepingin bidadari surgawi itu menjadi pendamping hidupku, membina rumah tangga dan memiliki anak-anak yang lucu nan sholeh-sholehah. Tem jawab dong, kenapa kamu diam saja" Lanjut Reza bercakap dengan ikan koi miliknya yang sedang asyik melahap makanan yang diberikan Reza.

"Walah, walah, Amang sedang bicara sama siapa?" Tiba-tiba April, keponakan Reza datang menghampiri Reza.

"Amang tidak sedang bicara dengan siapa-siapa, dek."

"Amang pasti bohong kan, ngaku?" Tutur April meminta jawaban dari Reza.

"Amang tidak bohong dek. Ayo kita jalan-jalan, kamu mau ikut tidak?" Ajak Reza kepada April mencari udara segar untuk merefress otaknya Reza.

"Asyikk. April mau ikut, Mang. Ayo kita pergi jalan-jalan". Jawab April dengan semangat 45.

Reza dan April pergi menyusuri perkebunan dan persawahan. Maklum Reza tinggal di daerah pedesaan yang masih asri penuh dengan sawah dan kebun. Gemericik air sungai menyejukkan hati orang yang mendengarnya. Hamparan padi hijau yang baru 2 bulan ditanam, mampu menghipnotis jiwa Reza yang sedang gelisah menentukan satu pilihan.

"Amang, ada ikan. Lihat itu". April menunjuk ikan sungai yang sedang asyik mencari makanan bersama anak-anaknya.

"Iya dek, biarkan saja, dia sedang mencari rezeki Allah". Balas Reza dengan nada datar.

Tidak berasa 1 jam berlalu, Reza dan April menyusuri petakan sawah yang menghampar hijau, udara sejuk bak di pegunungan, membuat sedikit penat Reza menghilang dan melupakan akan permasalahannya yang berat tersebut.

"Ayo kita pulang, dek." tutur Reza kepada keponakannya yang sedang asyik memetik bunga ilalang di sawah.

"Ayo, Mang" April mengiyakan ajakannya.

Reza dan April berjalan menuju rumah, sambil bersholawat bersama-sama mengisi keheningan suasana hamparan sawah hijau.

***

Alam indah adalah nikmat dari-Nya,  setiap makhluk baik itu tumbuhan dan hewan bertasbih dan berzikir mengagungkan keesaan-Nya. Berbeda cara, namun satu tujuan.

Tasbih adalah zikir yang ringan diucapkan namun berat timbangan di sisi-Nya. Lakukan dalam setiap aktivitas sehari-hari, agar hidupmu mendapatkan ketenangan, kemudahan dan mendapatkan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi. 

Zikir tidak harus di atas sajadah, sedang bekerja pun kita dapat berzikir memuji asma-Nya, dengan demikian kita akan menjadi manusia yang paling beruntung di dunia ini.

Wallahu'alam Bishowab

0 komentar:

Posting Komentar