Kamis, 31 Desember 2020

Berani Jujur itu Baik

Dokumen Pribadi

"orang-orang yang suka berkata jujur, akan mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta, dan rasa hormat." 
~Ali bin Abi Thalib RA~

Kejujuran adalah karakter positif dan termasuk ke dalam akhlak mahmudah (perilaku terpuji). Sifat ini merupakan salah satu sifat yang ada pada diri Rasulullah saw, yaitu siddiq yang artinya jujur.

Perilaku ini diajarkan dan ditanamkan sejak dini oleh kedua orang tua kepada diri anak. Tujuannya adalah untuk menanamkan karakter positif dalam diri anak. Sebab, perilaku baik yang dilakukan secara terus menerus sejak usia kanak-kanak, akan menjadi kebiasaan dan karakter paten dalam diri seseorang sehingga ia dewasa.

Bapak wakil presiden pertama RI, yaitu Mohammad Hatta memberikan ungkapan bahwa kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman namun tidak jujur itu sulit diperbaiki. 

Sedangkan menurut penulis untuk menjadi individu yang memiliki karakter jujur, dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: niat yang kuat, habit yang istikamah dan kemandirian. Ketiga hal ini dapat memberikan pengaruh positif kepada seseorang untuk menjadi pribadi yang jujur. 

Niat yang kuat. Niat adalah hal utama yang harus dilakukan seseorang yang ingin menjadikan dirinya sebagai pribadi yang jujur. Tanpa adanya niat yang kuat, seseorang akan mudah untuk berlaku tidak jujur dalam kondisi tertentu. Namun, apabila ia sudah bulat tekad untuk berlaku jujur, maka ia akan tetap menyampaikan hal apapun dengan sejujurnya, walaupun itu pahit baginya.

Hal ini sesuai dengan kata mahfuzat yang berbunyi 'Qullil Haqqa Walau Kaana Murran'. Kata mahfuzat itu memiliki makna bahwa, katakanlah yang benar itu benar, walaupun itu pahit. 

Suatu persoalan jika dilakukan dengan ketidakjujuran, maka akan terjadi beberapa hal pada dirinya: pertama, hilangnya kepercayaan orang lain atas dirinya, ketika telah diketahui persoalan yang sebenarnya.

Ada satu kisah seorang penggembala kambing dengan serigala. Suatu hari penggembala pergi ke padang rumput dengan membawa sepuluh ekor domba. sesampainya di padang rumput, domba-domba tersebut dilepaskan untuk menikmati rumput-rumput yang segar. Karana di padang rumput ia merasa kesepian, akhirnya seorang penggembala itu memiliki ide untuk membuat gurauan dengan berpura-pura ada seekor serigala yang memakan dombanya.

"tolong, tolong, tolong... ada serigala yang memakan dombaku, tolong. tolong. tolong"
"mana serigalanya, mana akan kita bunuh serigalanya tersebut" sahut petani kebun, beramai-ramai orang-orang menghampiri seorang penggembala tersebut dengan membawa parang, senapan dan senjata lainnya.
"Aku hanya bergurau saja pak... haha..haha" jawab penggembala sambil tertawa lepas

Beberapa waktu kemudian, ia mengulangi hal yang sama yaitu berteriak dengan keras
"tolong.. tolong.. tolong.. ada serigala yang memakan dombaku, tolong.. tolong" penggembala kembali berteriak memecahkan kesunyian
"mana serigalanya, ke mana ia pergi, mana serigalanya" para petani kembali menghampiri dengan senjatanya masing-masing
"Maaf, saku hanya bercanda pak... hehehe.hehehe" sahut penggembala dengan nada santai sambil tersenyum dan mengusap rambutnya.

Beberapa waktu berikutnya ia kembali berteriak, kali ini benar adanya serigala yang memakan domba yang sedang menikmati rumputnya di padang rumput tersebut.
"tolong.. tolong.. serigala telah memakan domba-dombaku, tolong.. tolong" teriak penggembala
"tidak usah ke sana, dia hanya bergurau saja, karena merasa kesepian di padang rumput yang luas itu. biarkan saja, ayo kita lanjutkan bekerja" ujar petani kepada teman petani lainnya.
"tolong.. tolong.. habislah domba-dombaku ini dimakan serigala. hiks.hiks. hiks" ucap penggembala dengan tangisan.
Dan akhirnya semua dombanya mati dimakan serigala tanpa tersisa satu pun.

Kedua, timbulnya rasa benci seseorang kepada individu yang tidak jujur. Sehingga ia akan dikucilkan , tidak dihormati dan tidak disenangi oleh banyak orang. Kebohongan itu adalah suatu kerugian, baik bagi pelakunya maupun bagi orang lain.

Hal tersebut sesuai dengan kalam dari keponakan Rasulullah saw, yaitu Ali bin Abi Thalib yang menyatakan bahwa, orang-orang yang jujur itu akan mendapatkan tiga keutamaan, yaitu kepercayaan, cinta dan rasa hormat dari makhluk Tuhan yang ada di bumi.

Habit yang istikamah. artinya adalah kebiasaan baik yang dilakukan secara kontinu, yang diperoleh dari proses pendidikan, baik dari lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Perilaku baik berupa kejujuran, apabila dilakukan setiap waktu, maka akan menjadi karakter yang melekat pada dirinya walaupun ia sudah dewasa.

Kemandirian. Kata tersebut berasal dari kata dasar mandiri, maknanya adalah mampu melaksanakan suatu tanggungjawab dengan sendiri dan tanpa campur tangan orang lain. Dengan kemandirian ia akan mampu berdiri di atas kakinya sendiri, tidak bergantung kepada siapapun dan tanpa adanya paksaan atas suatu pilihan yang ia inginkan. Dengan kata lain, apabila seseorang berkepribadian mandiri ia akan berkata dan berlaku jujur tanpa takut atas ancaman dari orang-orang yang telah membantunya atas suatu persoalan tertentu. Oleh sebab itu, penulis beranggapan dengan kemandirian, seseorang akan lebih mudah untuk berlaku jujur.

Menjadi orang jujur itu hebat jika menurut KPK, dan kebaikan dari orang yang jujur itu akan mendapatkan dua keuntungan, yaitu: pertama, pahala dari Tuhan. Kedua mendapatkan kepercayaan, cinta serta rasa hormat dari sesama manusia.

Wallahu 'alam bishawab

Tangerang, 31 Desember 2020
Iqbal Maulana

Sumber: 
cerita seorang penggembala domba dan serigala dapat diakses dari https://www.narasihikmah.com/2019/12/pengembala-dan-serigala-kisah.html

0 komentar:

Posting Komentar