Selasa, 01 Juni 2021

Hikmah Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2021

 

Hikmah Hari Lahir Pancasila


Oleh: Iqbal Maulana

Dasar negara Indonesia, yang dirumuskan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia yaitu para tokoh-tokoh nasional yang memiliki tujuan akan kebebasan dari para penjajah dan menjadi negara yang damai, adil, makmur dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.

Para tokoh nasional tersebut adalah Ir. Soekarno, M. Yamin, dan Dr. Soepomo. Ketiganya turut andil dalam perumusan dasar-dasar negara, kemudian tepat pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengesahkannya dalam sidang BPUPKI. Sehingga, sampai sekarang diperingati sebagai hari lahir Pancasila.

Menurut sumber yang penulis dapatkan dari kompas.com, Pancasila terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa sansekerta, yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti batu sendi atau alas dasar.

Berkat kegigihan tiga tokoh nasional yang telah penulis sebutkan di atas, dan atas kerja sama dan semangat kemerdekaan Indonesia yang ingin menjadi negara yang bebas, adil dan berdaulat. Akhirnya tersusunlah rumusan pancasila hasil perundingan dan sampai saat ini kita gunakan sebagai dasar negara, falsafah rakyat Indonesia.

Apa saja hikmah di balik pancasila itu?

Pertama, sebagai negara yang beragama dan berketuhanan. kita tahu bahwa negara Indonesia adalah negara dengan banyak penganut agama di dunia. Setiap rakyat berhak memilih dan melakukan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Agama yang berkembang di Indonesia di antaranya: Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Pancasila mampu memberikan toleransi dan persatuan antar agama bagi seluruh warga negara Indonesia. Sehingga Indonesia dikenal di mata dunia sebagai negara yang memiliki jiwa toleransi yang tinggi, saling hormat-menghormati sesama manusia, dan juga sebagai negara yang memiliki ciri khas berbudi bahasa santun dan baik budi.

Sebetulnya dasar negara Indonesia yang bernama pancasila adalah sebuah falsafah negara yang berasal dari Al-Qur'an. Sebab di dalam Al-Qur'an pun perihal tentang toleransi beragama telah Allah jelaskan di dalam QS. Al-Kafirun [109]: 6 yang memiliki makna "Untukmu agamamu,dan untukku agamaku".

Kedua, penguatan keadailan dan berkahlak mulia. Pada sila kedua kita diajarkan untuk dapat menjadi manusia yang adil dan memiliki akhlak mulia. Hal tersebut jelas sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh firman Allah SWT di setiap kitab-kitab agama. Karena pada dasarnya, agama adalah sebagai sumber hukum dan aturan-aturan dalam menjalankan kehidupan bagi setiap pemeluknya. Sebagaimana di dalam QS.  An-Nahl [16]: 90, QS. An-Nisa [4]: 58 dan 135, QS. Al-Maidah [5]: 8 dan QS. Al-Hujurat [49]: 9. 

Penulis lansir dari sumber ayat Alkitab tentang berlaku adil, di antaranya adalah: Ulangan 32:4 dan Ayub 34:17.

Ketiga, media ukhwah Islamiyyah. Berdasarkan kepada sila ketiga, sebetulnya kita diajarkan untuk menjadi negara yang bersatu. Perbedaan untuk disatukan sebagai hakikat saling melengkapi, sebab pada dasarnya manusia diciptakan berpasang-pasangan dan untuk saling menutupi kelemahan satu sama lain, saling menguatkan dengan kelebihan yang dimiliki oleh setiap orang.

Keempat, kepemimpinan yang mengayomi dan mengutamakan musyawarah. Pemimpin yang bijaksana adalah pemimpin yang selalu mengutamakan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya dan selalu bermusyawarah dalam memutuskan suatu permasalahan. QS. Ali Imran [3]: 159.

Kelima, Berlaku adil bagi seluruh insan manusia. Hal ini juga sebagai bentuk pengaplikasian dari ayat yang bersumber dari Al-Qur'anul Karim, di mana menegaskan bahwa seyogyanya sebagai manusia yang beriman dan bertakwa untuk selalu berlaku adil dan mengayomi bagi seluruh manusia. Sebagaimana firman Allah di dalam QS. An-Nisa [4]: 135, QS. Al-Maidah [5]: 42 dan QS. An-Nahl [16]: 90.

Demikian lima hikmah dari pancasila bagi rakyat Indonesia.


Berikut akan penulis lampirkan rumusan-rumusan pancasila yang diusulkan oleh ketiga tokoh tersebut:

Dr. Soepomo

Soepomo merupakan seorang ahli hukum pada generasi pertama yang sudah ada ketika Indonesia merdeka.

Usulan untuk rumusan Pancasila diungkapkan Soepomo dalam pidatonya di sidang BPUPKI yang digelar pada 31 Mei 1945.

Soepomo memberikan lima rumusan untuk dijadikan dasar negara, yaitu:

  1. Persatuan
  2. Kekeluargaan
  3. Keseimbangan lahir dan batin
  4. Musyawarah
  5. Keadilan rakyat

Muhammad Yamin

Mohammad Yamin merupakan seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum.

Dalam membuat rumusan Pancasila, Mohammad Yamin memberikan lima hal untuk bisa dijadikan dasar negara. Pertama diajukan secara lisan pada tanggal 29 Mei 1945 yang berisi:

  1. Peri kebangsaan
  2. Peri kemanusiaan
  3. Peri ketuhanan
  4. Peri kerakyatan
  5. Kesejahteraan rakyat

Kemudian hal tersebut berubah saat Mohammad Yamin menyampaikan rumusan dasar negara yang diajukan secara tertulis, yaitu:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
  3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Ir. Soekarno

Presiden pertama Indonesia, Soekarno juga turut serta merumuskan Pancasila.

Dalam pidatonya di sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato yang berisi gagasan mengenai dasar negara yang terdiri dari lima butir gagasan.

Gagasan tersebut adalah:

  1. Kebangsaan Indonesia
  2. Internasionalisme dan perikemanusiaan
  3. Mufakat atau demokrasi
  4. Kesejahteraan sosial
  5. Ketuhanan yang Maha Esa
Setelah dilakukan perumusan akhirnya dilakukan peresmian bersama-sama dengan para tokoh BPUPKI, sehingga pada akhirnya tersusun menjadi pancasila dengan susunan yang rapi dan elegan yang hingga sekarang dipakai sebagai dasar negara Indonesia dan menjadi falsafah bagi warga negara Indonesia. Berikut teks panca sila yang disahkan oleh Ir. Soekarno dari hasil musyawarah dengan seluruh peserta sidang.

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Tangerang, 01 Juni 2021/20 Syawal 1442 H
Iqbal Maulana

0 komentar:

Posting Komentar