Selasa, 16 Februari 2021

Hari Kedelapan "Pilihan Orang Tua"


 Oleh: Iqbal Maulana

Hitam pekat menyelimuti mentari

Membendung rasa sejuta hati

Mengilhami cinta sejati

Mensyukuri nikmat yang suci


Hari ini tepat, hari kedelapan Reza melaksanakan salat tasbih dengan istikamah, yaitu setelah salat maghrib dan salat taubatan nasuha.

Ketika Reza selesai melaksanakan dua rakaat pertama salat tasbih, tiba-tiba ada seorang tamu mengetuk pintu.

"tok.tok.tok.tok.. Assalamualaikum" Sahut seseorang di luar depan rumah sambil mengetuk pintu

"Wa'alamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, siapa?" sahut ibu sambil membuka pintu

"pak Angga, apa kabar? silahkan masuk pak" Lanjut ucap Ibu, menuntun pak Angga menuju ruang tamu.

"Alhamdulillah baik ibu, ibu dan keluarga bagaimana kabarnya?"

"Alhamdulillah kami sekeluarga baik-baik. Sudah lama tak jumpa. Pak Angga sekarang sedang sibuk apa?".

"Saya sibuk berniaga ibu"

"Wah jadi pengusaha muda nih ceritanya. Pak Angga mau minum apa? Teh, kopi atau es jeruk"

"Tidak usah repot-repot ibu, cukup Air putih saja ibu"

"Pak Angga ini. Tidaklah merepotkan, sudah semestinya jika ada tamu, haruslah dijamu."

"Ibu bisa saja. sudah tidak perlu repot-repot, cukup air putih saja, saya juga tidak akan lama"

Kemudian ibu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk pak Angga. Reza keluar dari kamar setelah selesai melaksanakan salat tasbihnya.

"Assalamu'alaikum" ucap Reza sambil berjabat tangan dengan pak Angga.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah, Reza iya?"

"Iya betul om."

"Wah sudah besar juga iya kamu Reza. Sudah lulus kuliahnya?"

"Alhamdulillah sudah om, lulus via jalur corona"

"Tidak boleh berucap seperti itu Reza, karena semua ujian itu datangnya dari Allah yang patut kita syukuri."

"Iya om, maafkan Reza iya" mohon Reza.

Ketika Reza dan pak Angga sedang asyik mengobrol, tiba-tiba datang ibu dari arah dapur membawa minuman untuk pak Angga.

"Wah sedang asyik ngobrolin apa nih? seru banget sepertinya" tanya ibu

"Reza sudah besar juga bu, dikasih makan apa ini?"

"Iya dikasih makan nasi toh pak Angga ini suka bergurau saja."

"Hehehehe" Reza tersenyum malu

"Bagaimana sudah punya pacar belum?" tanya pak Angga

"Tidak boleh!. dalam keluarga kita tidak ada cerita pacar-pacaran. Jika kita sudah punya niat baik, maka langsung dinikahi saja" sahut ibu.

"Hehehe, om Angga sih suka mancing-mancing ibu marah saja" ucap Reza

"Hehehe, ibumu benar toh Reza, jika sudah siap untuk menikah langsung saja, tidak perlu pacar-pacaran, sebab pacaran hanya menghamburkan uang" jawab pak Angga

"Tuh, dengar apa kata om kamu, Reza"

"Iya ibu, pasti Reza dengar kok ucapannya om, lagian siapa juga yang main pacar-pacaran"

"Iya baguslah, jika kamu paham akan hal tersebut"

Kemudian Reza pergi meninggalkan ruang tamu.

"Reza izin ke kamar iya om, ibu"

"Ia silahkan" sahut pak Angga dan ibu.

Reza berjalan menuju kamar, namun seketika Reza terhenti dan mendengarkan percakapan perjodohan ibu dan pak Angga.

"Bagaimana Nisa, sudah lulus sekolah belum pak Angga" tanya ibu

"Satu tahun lagi bu, tenang saja, setelah itu kita langsung nikahkan saja Reza dengan Nisa tidak perlu menunggu lama lgi."

"Alhamdulillah kalau seperti itu, ibu jadi tenang. Kasihan Reza sudah waktunya menikah namun masih bingung mencari pasangan yang belum bertemu."

Setelah itu Reza langsung bergegas masuk kamar, khawatir diketahui kalau dirinya mendengarkan percakapan tersebut.

Tiga puluh menit kemudian, terdengar percakapan

"Baik jika seperti itu, saya mohon izin pamit iya ibu, sudah malam juga, tidak baik bertamu sampai larut malam"

"Terima kasih banyak pak Angga, sudah mau silaturahmi ke tempat saya yang kumuh ini"

"Ibu sudah merendah seperti itu"

"Reza mana bu? sekalian saya mau pamit juga"

"Reza, Reza. Pak Angga mau pamit pulang nak, ke sini sebentar"

"Baik ibu" sahut Reza di dalam kamar.

"Jangan lupa yang tadi kita bicarakan, semoga diberikan jalan kemudahan iya pak Angga" bisik ibu mengingatkan perjodohan Reza dan Nisa.

"Insya Allah ibu, siap"

"Wah pak Angga mau ke mana buru-buru banget" ucap Reza.

"Sudah malam Reza, tidak enak bertamu sampai larut malam"

"Yasudah kalo gitu pak Angga, terima kasih iya, hati-hati di jalan" jawab Reza sambil bersalaman.

"Iya Reza, Semangat terus iya mencari jodohnya" ledek pak Angga sambil menuju mobilnya

"Heheheh.. siap pak Angga" Reza tertawa malu.

"Hati-hati pak Angga, pelan-pelan saja berkendaraannya"

"Baik ibu, terima kasih juga sudah merepotkan. Mari semua. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam" jawab Reza dan ibu bersamaan sambil melambaikan tangan.

Setelah pak Angga pergi, ibu dan Reza kembali ke dalam rumah untuk beristirahat.

***

Demikianlah kisah dihari kedelapan, semoga Reza segera dipertemukan dengan jodoh terbaiknya.




0 komentar:

Posting Komentar