Kamis, 03 Juni 2021

ISTIKAT -Bagian 6

ISTIKAT -Bagian 6

 Oleh: Iqbal Maulana

Waktu dan roda kehidupan selalu berputar dan berjalan tanpa henti. Perjuangan semakin jelas oleh raga tak bertepi. Setitik cahaya terang semakin menampakkan sebuah petunjuk akan kehadirannya.

Suci hari ini mencoba menghubunginya. Rasa penasaran akan dialog keduanya, yaitu mengenai pertemuan antara ia dengan ayahandanya. Rasa penasaran itu terbayar dengan dijelaskannya percakapan antara Arifin dengan sang ayahanda.

Niat utama Arifin memang ingin bertemu dengan ayahandanya, sehingga pada saat itu Suci sedang ada pertemuan dengan sahabat karibnya, sehingga mereka tidak dapat bertemu dipertemuan tersebut.

Pertemuan yang singkat tersebut cukup membuat jantung Arifin berdegup kencang. Hal tersebut dikarenakan baru pertama kali dia memberanikan diri untuk menemui orang tua yang memiliki putri yang akan ia jadikan sebagai calon pendamping hidupnya. Entahlah.. padahal Arifin sering menghadapi orang yang lebih tua darinya, yang sering juga bertukar cerita. Namun kali ini, menurutnya berbeda 180° karena lawan bicara yang berbeda.

Arifin yang seorang introvert sangat berhati-hati dalam tutur kata terhadap orang yang baru ia kenal, karena dikhawatirkan dapat memberikan respon yang salah atau kurang sopan. Sehingga Arifin lebih banyak berdiam dan berbicara ala kadarnya. Dan ketika diajukan sebuah pertanyaan, ia mencoba menjawab dengan penuh kehati-hatian.

Selama 2 jam Arifin diberikan banyak pertanyaan dan nasihat-nasihat layaknya nasihat orang tua kepada anaknya sendiri. Selain itu, Arifin juga diberikan informasi tentang silsilah keluarganya, dan Arifin disuruh menjelaskan silsilahnya.

"Kesabaran itu ibarat obat yang pahit, namun pada akhirnya akan memiliki khasiat yang manis, bagaikan semanis madu".

"Mohon maaf sebelumnya Ananda Arifin, bapak ingin memberikan sedikit wejangan untuk Ananda. Jika Ananda ingin bersabar menunggu silahkan!. Jika tidak, maka silahkan Ananda mencari yang lain, jika memang Ananda ingin menikah dalam waktu dekat. Sebab Suci ketika ayah tanya,  ia menjawab bahwa, ia masih memiliki dua resolusi yang harus diwujudkan dalam waktu sekat. Orang tua hanya mampu mendoakan, lagi-lagi keputusan secara mutlak adalah miliki Suci sendiri. Jodoh adalah kuasa Allah SWT, manusia hanya diberikan hak untuk berikhtiar dan berdoa, lagi-lagi keputusan akhir ada di tangan Sang Pencipta".

Begitulah pesan nasihat yang diberikan oleh ayahanda Suci kepada Arifin.

"Betul, pak. Tugas kita hanya berusaha, berdoa, berikhtiar dan tawakal. Hasilnya kita serahkan kepada Yang Maha Pemberi Jodoh yaitu gusti Allah SWT". Sahut Arifin

"Terima kasih banyak pak, atas nasihatnya pada hari ini. Mengingat waktu sudah sore saya mau izin pamit pulang iya pak" lanjut ucap Arifin.

"Baik, nak. Jangan lupa banyak berdoa dan bersabar selalu". Pesan ayahanda Suci.

"Insya Allah pak. Saya pamit iya pak. Assalamualaikum" Sambil mencium tangan

"Wa'alaikumussalam warahmatullah".


Bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar