Kamis, 17 Juni 2021

ISTIKAT -Bagian 8

ISTIKAT -Bagian 8

Oleh: Iqbal Maulana

Hiruk pikuk lalu-lalang kendaraan di jalan raya, membuat mata Arifin berkunang-kunang.
Pagi itu ia ingin memulai aktivitasnya seperti biasa, namun karena hari tersebut adalah hari libur nasional, maka Arifin pun lebih memilih untuk mengurung diri di kamar dengan sebuah laptop jadul yang ia punya.

Kemudian ia mulai menuliskan bait-bait kata dan diksi yang dipadu padankan dengan rima yang apik, sehingga menghasilkan kalimat singkat penuh makna. Hal tersebut ia lakukan sebagai pelampiasan atas perasaan dan isi hatinya yang tak dapat ia ungkapkan melalui lisan kepada orang lain.

Jiwa introvert yang melekat di dalam tubuhnya serasa akut tanpa ada kompromi. Hanya itulah satu-satunya media yang ia anggap baik sebagai sebuah obat dari emosi dan gejolak hati yang ia rasakan.

Gejolak hati dan rasa emosi itu seakan musnah ketika Arifin telah menuangkan semua ide, gagasan, pengalaman yang ia peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu seakan egois, namun begitulah seorang introvert yang tak dapat dengan mudah menyampaikan ide dan gagasannya secara verbal, apalagi kepada seseorang yang belum ia kenal dengan baik.

Gemericik air berjatuhan bagaikan kumpulan meteor yang jatuh dari luar angkasa. Memberikan kesan kesejukan dan mendinginkan suasana hati yang terjal penuh dengan krikil tajam. Fatamorgana hilang ditelan awan hitam dan kabut mulai bermunculan menyapa alam liar mempesona. Gemuruh guntur saling bersahutan menandakan begitu tingginya animo hujan yang menyirami bumi katulistiwa. Tak payah daya dan upaya, hati yang meringis sontak menutup telinga, enggan mendengar kegaduhan di langit hitam pekat.

"Arifin, matikan data selulermu nak, di luar banyak petir, nanti rumah kita tersambar" Sahut ibunda sambil mengetuk kamar Arifin

"Baik bu, sudah Arifin matikan data dan wifinya". Jawab Arifin yang lantas berbaring ke tempat tidur, setelah ia menuliskan beberapa bait puisi untuk Suci.

"Kabel televisi juga tolong dicabut nak. Arifin." Balas dengan nada tinggi akibat suara riuh yang terjadi di alam.

"Sudah semua bu" Terbangun sambil mencabut kabel televisi

"Baik kalo sudah, banyak baca sholawat dan kumandangkan adzan agar hujan badainya segera pergi"

"Iya ibu"

Tiga jam berlalu, hujan yang menyirami alam, membuat banjir kampung sebelah. Alhamdulillah kawasan rumah Arifin berada di perbukitan, sehingga tidak terkena dampak banjir akibat hujan yang deras tersebut. Kendati demikian, tepat rumah yang berada tiga belas langkah dari rumah Arifin terkena longsor, sehingga mengakibatkan pagar depan rumahnya roboh.

"Alhamdulillah terima kasih ya Allah, Engkau telah menyelamatkan hamba dan keluarga hamba." Ucap Arifin dalam hati.

Kemudian Arifin bergegas menuju meja belajarnya untuk membuka gawainya, ada pesan masuk 100ⁿ. Ketika dilihat ternyata Arifin telah melewatkan kelas onlinenya bersama master Wardana. Arifin segera meresume dan mengerjakan tugas yang telah diberikan di dalam kelas online tersebut. Setelah ia selesai mengerjakan tugas, ia teringat dengan nomor Suci yang tak kunjung ia sapa akibat kesibukannya yang padat.

Arifin memulai chat dengan mengucapkan salam, dan izin mengganggu waktu santainya untuk sekedar bertukar kabar. 
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Ketik Arifin di aplikasi pesan nomor wahid.

Kebiasaan ubnormal Suci adalah membalas pesan chat dengan durasi 5-10 menit. Maklum ia adalah seorang seller product online. Jadi, Arifin sudah tidak kaget lagi, jika terkadang suka lola menunggu chat balasan dan untuk melanjutkan chat berikutnya. Kesabaran Arifin sangatlah diuji dalam hal tersebut. Meskipun demikian, Arifin tidak pernah memiliki perasan/pemikiran yang buruk. Arifin selalu menanamkan sikap husnuzan kepada dirinya dan terhadap orang lain.

Bukankah sikap wanita seharusnya seperti itu, menjaga dan membatasi diri dari chat seseorang yang bukan mahram. Mungkin itu adalah cara ia untuk membatasi tanpa harus menyakiti. Arifin pun paham akan hal tersebut. Oleh karena itu, ia tidak pernah pantang menyerah dan putus asa untuk meraih tujuannya.

Arifin juga tidak pernah lupa untuk melaporkan perihal hajatnya kepada Sang Pencipta, pemilik cinta nan mulia. Ikhtiar suci telah Arifin laksanakan, adapun hasil dan jodoh dikembalikan kepada Dia Yang Maha Kuasa Allah Azza Wazalla. Manusia boleh berencana, namun Allah SWT-lah yang berkehendak atas segala sesuatu. 

Arifin pun demikian, ia tidak akan dengan mudah memberikan hatinya bagi seorang perempuan yang belum sepenuhnya menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Ia akan lebih menjaga dan menahan diri dari perasaan yang dapat menyakitkan hati. Cinta dalam diam, tepat sekali. Sebagaimana kisah sahabat sekaligus keponakan Nabi Muhammad SAW, yaitu Ali bin Abi Thalib, terhadap Fatimah putri dari Baginda Nabi SAW.

Ungkapan Ali bin Abi Thalib yang masih terngiang di telinga adalah "Apa yang menjadi milikmu akan kamu temukan dengan sendirinya" Kata mutiara tersebut seolah ingin memberikan isyarat kepada kita bahwa, perihal jodoh, rezeki dan hal baik lainnya, tidak akan pernah lari dari tuannya. Jika memang ia adalah jodoh yang ditakdirkan Tuhan untuknya, maka lambat laun ia akan menghampiri dan menjadi miliknya. Begitupun sebaliknya, sedekat dan seerat apapun hubungan dua insan, jika memang Allah tidak menakdirkannya untuk berjodoh, maka akan terpisah dan kembali kepada tuannya.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh" Gawa Arifin berbunyi menandakan ada pesan masuk dan berisi pesan balasan dari Suci.
"Apa kabar Suci? Abah bagaimana kabarnya?" Balas Arifin dengan menggunakan pesan pop up.
"Alahmdulillah kabar baik semua,Ummi sendiri apa kabar?" Jawab Suci
"Alahmdulillah ummi juga sehat wal afiat"
"Alahmdulillah, kalo gitu"

Sesederhana itulah jawaban pesan Suci kepada Arifin. Singkat, padat dan jelas. Tak banyak pertanyaan yang ia ajukan, cukup membalas pesan ala kadarnya.
"Oh iya, saya mau bertanya sesuatu boleh?" Ucap Arifin meminta izin kepada Suci.
"Silahkan, anjen bade nyarios apa?" Jawab Suci
"Daerah mana yang paling romantis?"
"Pelaminan" 
"Nama daerah bukan nama tempat?"
"Tidak tahu, emang daerah mana?" Suci balik bertanya kepada Arifin
"Cikarang."
"lho kok Cikarang, emang ada apa di sana?" Suci tanya penasaran
"Jawabannya ada dilagunya Raffi Ahmad dan Yuni Sarah" Sahut Arifin
"Lagu yang mana?"
"Beneran tidak tahu?"
"Yasudah, saya izin nyanyiin iya, 'Cikarang atau lima puluh tahun lagi, ku akan tetap mencintaimu" Jawab Arifin sambil bernyanyi.
"Wwkkkk, dapet dari google iya?" 
"Iya. maaf iya kalo so roman"
"Jadilah dirimu sendiri, jangan jadi orang lain. Menjadi diri sendiri lebih baik dan natural, daripada menjadi orang lain" Nasihat Suci untuk Arifin.
"Baik... mohon maaf iya kalo saya telah salah dan bukan menjadi diri sendiri"
"Siap"


Bersambung...

17 Juni 2021 M/ 05 Dzulkaidah 1442 H

0 komentar:

Posting Komentar