Senin, 28 Juni 2021

ISTIKAT -Bagian 10

ISTIKAT -Bagian 10

 Oleh: Iqbal Maulana

Suara cicitan burung, sahutan ayam jago, dan cahya fajar menyambut hari penuh kebahagian bagi Arifin. Iya, bagaimana tidak?
Pertama, hari ini tepat fase pertama ta'arufnya selesai, tersisa dua fase lagi hingga akhirnya mutlak pada satu pilihan yang mantap.

Kedua, Arifin memperoleh kesempatan dalam event nasional yaitu mengikuti lomba menulis. Karena itu adalah sebagai penyaluran hobinya, dan hal itu pula untuk mengukur sejauh mana karyanya dapat diperhitungkan. 

Motto Arifin, berkaryalah selama kau masih diberi kesempatan untuk berkarya. Berkaryalah dengan ikhlas tanpa memedulikan komentar orang lain terhadapmu, tataplah masa depanmu dan jangan hiraukan komentar yang diberikan oleh orang lain terhadapmu, mau dihargai ataupun tidak karyamu, yang terpenting kau sudah ikhtiar untuk menghasilkan karya tulis yang dapat bermanfaat bagi orang lain.

Begitulah ungkapan yang dipegang teguh oleh Arifin hingga sekarang. Niat yang satu ikhlas karena Allah SWT, itulah yang menjadikannya istikamah melakukan pengabdian sebagai satu kegiatan untuk menebar kebermanfaatan.

"Lagi apa kamu, Fin" Deni teman kampus mendekati Arifin

"Biasalah, Den. Saya lagi nulis, rencananya mau saya ikutkan dalam event menulis nasional"

"Beneran kamu mau kirim naskah itu ke event tersebut? pasti saingannya banyak loh. Naskah kamu juga belum tentu menang karena ini skalanya nasional" Kritik tajam Deni kepada Arifin

"Iya... saya juga paham, Den. Tapi saya hanya ingin mencoba dan mengukur tulisan saya ini, apakah layak untuk menjadi sebuah bacaan atau tidak? dapat bermanfaat bagi pembaca atau tidak? kalau tidak diikutkan event seperti itu, mana saya tahu kualitas tulisan saya ini, Den." Arifin menyemangati dirinya dari kritik tajam yang dilontarkan oleh Deni

"Iya juga sih, coba mana saya baca dulu, siapa tahu saya bisa kasih masukan juga atas naskahmu ini" Pinta Deni 

"Nih..., tapi itu baru setengahnya. Saya masih perlu mencari alur dan tokoh yang tepat untuk dijadikan sumber ide tulisan saya" Arifin menyerahkan naskahnya kepada Deni

"Masya Allah, ini mah udah bagus, Fin. Tapi hanya saran saja iya, alangkah bagusnya paragraf ini kamu letakkan di atas, dan yang ini kamu hapus sedikit diganti dengan kata mahabbah." Deni memberi masukan

"Baik, Den. Terima kasih sudah memberikan masukannya, nanti saya ubah lagi. Semoga bisa selesai tepat waktu iya."

"Ok. Oh iya, saya izin ke kantin dulu iya, lapar nih perut. hikhikhik." Deni tertawa malu

"Iya sudah, pergi sana. Jangan lupa dibayar kalo udah makannya"

"he.he.he. Sial kamu Fin, tiap hari juga saya bayar, cuma tidak sesuai dengan jumlah yang dimakan. wk.wk.wk" Ledek Deni

"Sama bae, Deni.. Deni.."

"Yasudah saya cabut, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam warahmatullah"

"Lantunan selawat memberikan kehangatan dan ketenangan dalam hati, menambah mahabbah kepada junjungan Nabi SAW, memberikan keberkahan hidup insani, menjadi penyebab dikabulkannya doa oleh Ilahi Robbi

Kau adalah penuntun umat yang tersesat. Kau penyampai wahyu Tuhan bagi umat. Kau teladan bagi semesta alam. Kau pemimpin perang hebat bagi prajurit terlaknat. Kecerdasanmu membuat lawan bicara tersudut. Menyampaikan yang hak meskipun pahit. Menjunjung tinggi amanat dengan penuh tanggung jawab nan hakiki. 

Rasulullah SAW pemimpin semua umat. Rahmat bagi seluruh alam. Penebar kasih sayang. Penghapus duka lara. Pemberi syafaat di yaumil mahsyar."

Begitulah sebagian kecil, tiga paragraf tulisan Arifin yang ingin ia publish dalam event menulis nasional. Meskipun merasa insecure, tapi Arifin tetap mengirimkannya dengan niat menebar manfaat. Perihal menang atau kalah bukanlah satu tujuan utamanya.

Kemudian Arifin mencoba untuk menghubungi panitia event.

"Selamat siang, Ka" Arifin mengirimkan pesan kepada panitia event menulis nasional.

"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?" Balas panitia event.

"Saya Arifin, peserta event menulis nasional. Saya ingin mengirimkan karya tulis yang telah selesai saya buat. Apakah ada link pengumpulan tugas, ka?"

"Untuk pengumpulan tugas, Kakak bisa kirim melalui email menulisevent@gmail.com dengan subjek Judul tulisan_nama"

"Baik ka. Terima kasih infonya" Balas Arifin

"Terima kasih kembali. Sukses selalu Kak."

Kemudian Arifin mengirimkan tulisannya ke alamat email yang telah diberikan oleh panitia tersebut. 

Siang hari yang terik, di kampus tempat ia menimba ilmu. Arifin bertemu dengan Tomy, sahabat yang punya hobi sama yaitu menulis.

"Hallo, Fin" Tomy tos siku, karena harus menjaga prokes di masa pandemi

"Hallo juga, Tom. Gimana tulisan kamu sudah selesai?" Tanya Arifin

"Bel-belum, Fin. Saya masih butuh beberapa ide lagi untuk menyempurnakan tulisan saya."

"Ide apa lagi sih? kamu mah udah jago tidak usah mencari ide, kata-kata yang kau lihat dan dengar saja pasti langsung keluar dengan sendirinya di benak kamu, Tom"

"Kamu itu suka bergurau. Tulisan itu berawal dari ide, Fin. Kalau tidak ada ide, bagaimana mau nulis"

"Iya tapi saya percayalah, kamu itu gampang buat menemukan ide tulisan. Tinggal lihat, tulis, jadi deh satu karya. Buktinya kamu kemarin juara I lomba essai tingkat nasional. Apa itu tidak hebat namanya?"

"Itu lagi beruntung saja, Fin. Coba sekarang saya ikut lagi, apakah bakal menang lagi?"

"Pasti menang, percaya deh." Support Arifin kepada Tomy.

"Aamiin, tapi alangkah baiknya tidak berpuas diri, teruslah belajar dari hal-hal kecil yang dapat dipelajari. Terima kasih Fin, atas doa dan dukungannya. Ngomong-ngomong tulisan kamu bagaimana Fin, apakah sudah dikirim?"

"Alhamdulillah, sudah Tom. Tepat jam 12.00 WIB tadi saya kirim melalui email yang diberikan oleh panitia event."

"Masyaa Allah keren, Fin. Semoga mendapatkan hasil terbaik iya. Saya kemungkinan 3 hari ke depan baru mengirimkan naskahnya."

"Aamiin, Semoga doa terbaik juga untuk kamu iya, Tom. Kita saling mendoakan."

"Siap 86."

Dua sahabat yang saling menguatkan, mensupport dan memberikan solusi atas persoalan yang dihadapi. Iya, seperti itulah persahabatan saling melengkapi kekurangan dan selalu menjaga satu sama lain.


Bersambung...

Tangerang, 28 Juni 2021 M/ 18 Dzulkaidah 1442 H

1 komentar:

  1. Cafe Casino is a great place search out|to search out} a little variety in online gambling websites. One thing we liked was that the whole on line casino games library at Las Atlantis may be played on the go on their optimized website, which we found stood a lot as} some other mobile website we’ve tried. The welcome bonus at Slots.lv starts at a 200% match for fiat and 300% for Bitcoin users. If you’re someone that likes transferring smaller chunks of cash although, we found their minimum $150 deposit back to bank cards, financial institution accounts, and Bitcoin to be 카지노사이트 a bit excessive. But not many could have skilled this age-old basic in a reimagined digital setting.

    BalasHapus