Selasa, 11 Mei 2021

Pemburu Malam Seribu Bulan

Pemburu Malam Seribu Bulan

Oleh: Iqbal Maulana

Lailatul Qodar berasal dari bahasa Arab dan terdiri dari dua kata dasar, yaitu Lailatul artinya malam. Sedangkan Qodar bermakna kemuliaan.

Sehingga, Lailatul Qodar dapat diartikan sebagai malam kemuliaan. Hal tersebut sebagaimana yang tercantum di dalam QS. Al-Qadr [97]: 1-5.

Berdasarkan QS. Al-Qadr [97]: 1-5, Allah SWT memberikan informasi kepada kita bahwa, Allah SWT telah menurunkan malam yang pada malam tersebut lebih baik dari seribu bulan. Malam qodar adalah malam dimana Allah SWT menurunkan para malaikat dan malaikat Jibril untuk mengatur semua urusan umat Nabi Muhammad SAW. Dan pada malam hari itu, Allah memberikan kesejahteraan bagi penduduk bumi yang menghidupkan malamnya dengan banyak beribadah, berzikir dan melakukan hal-hal kebaikan lainnya.

Malam Qodar terjadi pada malam-malam ganjil di bulan ramadan, tepatnya di sepuluh hari terakhir bulan ramadan. Malam Qodar tidak ditetapkan waktunya dengan tepat. Mengapa demikian?, supaya seluruh hamba-hamba Allah selalu melakukan perlombaan dalam kebaikan 'Fastabiqul Khairat' untuk mendapatkan malam kemuliaan tersebut.

Sebagian Salafunassholih berpendapat bahwa, malam Lailatul Qodar jatuh pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan ramadan, yaitu pada malam ke-21, 23, 25, 27 atau 29. Sementara sebagian lagi tidak mementingkan hanya pada malam ganjil. Namun keseluruhan baik ganjil atau genap yang terpenting termasuk ke dalam sepuluh hari terakhir ramadan. Dengan tujuan agar dapat dipertemukan dengan malam kemuliaan, yang lebih baik daripada seribu bulan.

Sungguh beruntung bagi mereka yang dapat dipertemukan dengan malam kemuliaan tersebut. Kenapa beruntung?, kita simak ulasan berikut.

Kita tahu bahwa 1 (satu) tahun itu terdiri dari 12 (dua belas) bulan. Jika kita bagi 1000 (seribu) bulan dengan 12 (dua belas) bulan, maka hasilnya sama dengan 83 (delapan puluh tiga) tahun, 3 (tiga) bulan, 3 (tiga) hari.

Dengan demikian, bagi seorang muslim yang dapat memaksimalkan ibadahnya ketika turun malam Lailatul Qodar, maka sama seperti ia beribadah selama 83 (delapan puluh tiga) tahun 3 (tiga) bulan 3 (tiga) hari.

Seorang muslim yang beriman dan bertakwa, apabila ia melakukan ibadah salat malam dan saat itu turun Lailatul Qodar, maka sama saja ia mengerjakan salat malam selama 83 tahun 3 bulan 3 hari.

Seorang muslim yang beriman dan bertakwa, apabila ia melaksanakan sedekah 2000 (dua ribu rupiah), dan pada malam itu terjadi malam Lailatul Qodar, maka sama saja ia melakukan sedekah selama 83 tahun 3 bulan 3 hari

Seorang muslim yang beriman dan bertakwa, apabila ia berbuat bakti kepada dua orang tuanya, dan tepat pada malam itu adalah Lailatul Qodar, maka sama halnya ia melakukan bakti kepada kedua orang tua selama 83 tahun 4 bulan. Maa Syaa Allah

Oleh karena itu, seorang muslim sejati yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, jelas tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT, yaitu berupa karunia yang diturunkan pada malam kemuliaan tersebut. Ia akan memaksimalkan malam tersebut dengan memperbanyak amal ibadah, baik ibadah mahdah maupun ghaira mahdah.

Kesempatan hanya datang satu kali, orang hebat ialah orang yang selalu mempergunakan kesempatan yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya. Mengerjakan suatu amal ibadah dengan penuh keikhlasan dan mengharap keridaan dari Allah SWT merupakan satu amal yang besar pahalanya disisi Allah SWT.

Semoga kita dapat bertemu dengan ramadan tahun depan, dan diberikan rezeki dipertemukan dengan malam kemuliaan yaitu Lailatul Qodar. Aamiin Allahumma Aamiin Ya Robbal'alamiin.


Wallahu'alam bishowab


Tangerang, 11 Mei 2021/ 29 Ramadan 1442 H.

0 komentar:

Posting Komentar