Jumat, 14 Mei 2021

ISTIKAT -Bagian I

Istikat bagian I


Oleh: Iqbal Maulana

Embun sejuk menyapa hangat
Mentari bersahaja mulai meningkat
Insan selalu diberikan rahmat
Bagi ia yang menjaga martabat

Fase dalam Kehidupan

Kehidupan di dunia itu memiliki beberapa fase. Fase tersebut amatlah singkat, bagi mereka yang tidak dapat memaksimalkan waktu dengan tepat. Apa sajakah fase tersebut?, berikut adalah urutan fase kehidupan di dunia: fase bayi, batita, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa, orang tua, dan lansia.

Tak banyak orang yang memaksimalkan kehidupannya di dunia, ia lebih memilih untuk menjalankan kehidupan yang mengalir mengikuti takdir yang telah ditentukan. Padahal kita tahu bahwa, takdir itu sendiri terdiri dari dua jenis, takdir yang tidak dapat diubah (Takdir Mubram) dan takdir yang dapat diubah (Takdir Muallaq).

Pada fase bayi, batita dan balita, seorang manusia masih belum memahami perihal yang benar dan salah. Ia masih membutuhkan bimbingan, pengawasan dan pendidikan dari orang tuanya. Ia belum bisa hidup mandiri layaknya seorang anak remaja atau dewasa. Oleh sebab itu, setiap dosa yang dilakukan oleh seorang anak pada fase-fase tersebut masih ditanggung dosanya oleh kedua orang tuanya. Ketika seorang anak telah masuk masa baligh, maka seluruh perbuatan buruk, dosanya akan ditanggung oleh dirinya sendiri.

Oke, sekarang kita langsung masuk kepada kisah ISTIKAT yang akan penulis uraikan dalam beberapa bagian, yang mudah-mudahan kisah inspiratif ini dapat memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi siapa saja yang membacanya. Aamiin Ya Robbal'alamiin.

Kisah ini adalah kisah nyata yang dialami oleh pemuda yang berasal dari desa yang sangat kental pendidikan agama dan adat istiadatnya. Pemuda yang berusia 25 tahun, tiga tahun yang lalu. Pemuda yang selalu dekat dengan majelis ilmu dan mengabdikan dirinya untuk ummat, yang semata-mata untuk memperoleh rida dari Allah SWT.

Istikat Kuncinya

Sebagian orang pasti sudah tidak asing dengan kata Istikharah. Apa yang dimaksud dengan Istikharah?, bagaimana kisah perjuangan pemuda dalam Istikharahnya?, apa tujuannya dan apa manfaatnya?

Istikharah adalah salat sunah dua rakaat yang dilakukan oleh seorang muslim untuk memperoleh petunjuk atau jawaban atas suatu pilihan yang akan diambil. Pilihan yang terbaik dan diridai oleh Ilahi Robbi. Karena pada dasarnya, yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik menurut Allah SWT, begitu sebaliknya. Oleh sebab itu, istikharah adalah sebuah solusi yang diberikan oleh Allah SWT untuk hamba-hamba yang dicintainya.

Pertemuan Arifin dengan Ust. Yadi

Pada satu hari di sebuah majelis, seorang pemuda yang bernama Arifin menghampiri pak Ust. Yadi.

"Assalamualaikum, pak Ust, saya mau tanya satu hal, boleh?" Tanya Arifin.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah, mangga, sok anjeun bade ngaharios naon?. Silahkan mau bertanya apa?" Sahut Ust. Yadi dengan bahasa sunda halus.

"Ini loh pak Ust, saya sedang mencari seorang perempuan yang akan saya jadikan sebagai istri saya. Dan sebetulnya sudah beberapa teman dan keluarga yang memperkenalkan beberapa calon kepada saya. namun, di tengah prosesnya saya menemukan kebimbangan untuk memutuskan satu pilihan yang tepat. Bagaimana iya pak ust, apa yang harus saya lakukan, mohon solusinya?" Ucap Arifin kepada Ust. Yadi

"Amalkeun ku anjeun salat dua rakaat semata-mata karena gusti Allah jeung deui ngahampunten petunjuk ti gusti Allah SWT, istikomahkeun sampe anjeung katimu kupetunjuk anu dimaksud.  Lakukan salat dua rakaat dengan niat memohon petunjuk dan lillahita'ala. Lakukan salat itu secara istikamah, sampai kamu menemukan jawaban atas persoalan yang tengah dihadapi". Jawab Ust. Yadi

"Salat apa itu Ust? dan bagaimana niatnya?" Ucap Arifin

"Namina salat istikharah, nyaeta salat anu disunahkeun ku kanjeng Nabi SAW, anu bertujuan ngarahapkeun petunjuk dan keputusan dina segala macam pilihan hirup anu ageung. Salat tersebut bernama salat Istikharah, artinya salat yang bertujuan untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT dalam memutuskan suatu perkara yang besar". dan untuk niat salatnya adalah:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Ushollii Sunnatal Istikhooroti Rak’ataini Lillaahi Ta’ala

Artinya: “Aku berniat melaksanakan shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala”. Begitulah tujuan dan tata cara niatnya" Ust. Yadi menambahkan jawabannya

"Baik pak Ust, insya Allah akan saya laksanakan salat istikharah tersebut pak Ust". "Syukron Katsiron, Jazakallahu Khairan Wa Ahsanal Jaza" Lanjut ucap Arifin menutup percakapannya.

"Afwan, Wa jazakallahu khair". Tutut Ust. Yadi

Janji Allah itu Pasti

Setelah dilakukan salat tersebut dengan istikamah, Arifin akhirnya memperoleh jawaban dan kemudahan dalam menentukan solusinya. Meskipun demikian, proses yang dialami itu tidak semulus jalan tol, ada saja hambatan dan ujiannya. Sebab kata Allah, di setiap kesulitan itu ada kemudahan, dan di setiap kesulitan itu ada kemudahan. Bagi siapa? bagi mereka yang selalu bersabar dan berusaha mencari keridaan-Nya.

Selain melaksanakan Istikat, Arifin juga mulai memahami dan menggali informasi tentang beberapa perempuan yang dikenalkan kepadanya. Ia banyak bertanya kepada orang terdekatnya, seperti teman, sahabat dan kerabat yang kenal dengan sosok perempuan tersebut.

Kodrat laki-laki adalah memilih, dan hak perempuan adalah untuk menerima atau menolak pilihan tersebut. Kata Rasulullah di dalam hadisnya bersabda: "Carilah calon istrimu dengan melihat 4 (empat) kriteria, yaitu: Kecantikannya, nasabnya, hartanya dan agamanya. Dan dari keempat kriteria tersebut, yang paling utama adalah agamanya. Dengan begitu hidupmu akan memperoleh ketenangan dan keberkahan dari Allah SWT". (Lihat Kajian Kitab Qurrotul Uyun Pasal 11).

Keberuntungan bagi seorang laki-laki adalah memperoleh wanita sholihah, karena kata Nabi perhiasan di dunia yang lebih mahal dari emas adalah Almaratush Sholihah (Istri Sholihah, istri yang menenangkan dan menentramkan hati suaminya). 

Kisah berikutnya pada bagian kedua-->

Tangerang, 14 Mei 2021/ 02 Syawal 1442 H.

0 komentar:

Posting Komentar