Rabu, 19 Mei 2021

ISTIKAT -Bagian 3

Istikat Bagian 3

 Oleh: Iqbal Maulana

Perihal jodoh, aku tak tahu
Tugasku hanya berikhtiar untuk mencarimu
Perihal cinta, aku tak melulu
Tugasku hanya menjalankan syariat agama Nabiku.

Dalam Keheningan Malam

Alarm Arifin berbunyi sangat bising, membangunkan diri dari nikmatnya beristirahat. Bergegaslah Arifin terbangun dan langsung menuju sumber air. Dibasuhnya mulai dari kedua telapak tangan, mulut, hidung, wajah hingga kepada kedua kaki dan kemudian dia berdoa memohon ampunan atas dosa dan kekhilafannya.

Digelarnya sajadah panjang menghadap Kiblat, Memulai niat dengan penuh keikhlasan, berharap maaf dari sang pencipta. Tidak terasa Arifin meneteskan air matanya, membasahi wajah dan hamparan sujudnya, seraya memuji kebesaran dan keagungan Tuhan semesta alam.

Dalam keheningan malam, Arifin menuju meja belajarnya. Dia mengambil pena dan secarik kertas, kemudian dia mulai menuliskan kata demi kata yang melukiskan isi hatinya.

Untaian Kata Cinta untuk Dia SWT

Arifin rindu terhadap pertemuan dengan dia yang akan ditakdirkan oleh-Nya. Membina dan menjadi imam yang baik bagi istri dan anak-anaknya kelak. Terkadang ia tersenyum dan tak jarang ia meneteskan air mata atas untaian yang ia tuliskan dalam kertas putih tersebut.

Perihal jodoh, aku tak tahu
Tugasku hanya berikhtiar untuk mencarimu
Perihal cinta, aku tak melulu
Tugasku hanya menjalankan syariat agama Nabiku

Sebagian insan, mengungkapkan jodoh adalah cerminan diri
Merebutnya pun harus dengan memperbaiki diri
Memohonnya dengan niat suci dan setulus hati
Agar kelak dipertemukan dengan bidadari surgawi.

Aku sadar, aku bukanlah orang yang terlahir baik
Namun aku akan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik
Agar aku dipertemukan dengan wanita baik-baik
Bidadari surgawi yang sholihah lagi berhati baik.

Andai saja Tuhan mengabulkan doa-doaku ini
Pastilah aku sangat bersyukur hati
Mengucap dan memuji asma-Nya yang suci
Tuhan semesta alam, Ilahi Robbii

Tuhan... Allah Yang Maha Pengasih,
Allah Yang Maha Membalas Kasih
Kasihanilah kami yang butuh kekasih
Kekasih setia untuk menemani ibadah kami, sampai akhir hayat nanti.

Wahai Robbul Izzati, Allahu Robbi
Angkatlah doa-doa kami
Perkenankanlah niat suci kami
Untuk menggapai bahagia yang hakiki.

Wahai Zat Yang Maha Perkasa
Tundukanlah abdi nafsu di jiwa
Kabulkanlah permohonan hamba
Restuilah pernikahan dua insan yang mencinta

Wahai Zat pemberi rasa cinta
Anugerahkanlah kesucian cinta di jiwa
Hilangkanlah rasa angkara murka
Agar hidup damai dan sejahtera.

Wahai Tuhan pemberi kebahagiaan
Berikanlah kepada kami keharmonisan
Ketenteraman bagaikan keluarga Imran
Keluarga yang diberkahi penuh kebahagiaan

Tuhan... Jika Engkau merestui doa hamba
Mengabulkan permintaan dan permohonan hamba
Hamba sangat bersyukur sepenuh jiwa dan raga
Agar Engkau senantiasa merahmati pernikahan hamba

Terima kasih ya Allah
Atas rahmat-Mu aku berserah
Atas cinta-Mu aku senantiasa berpasrah
Bersyukur dengan mengucap Alhamdulillah...

Satu kertas full ia tulis dengan tinta hitam pekat snowman 0.2. Ia berulang kali membaca dan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Seraya memikirkan dan mengkhayal akan keluarga kecil yang akan ia jalankan bersama dengan calon kekasih dari Allahu Robbi.

Tak banyak kata yang ia utarakan. Namun, ia mampu menuangkan semua rasa yang tersimpan di dalam dada. Melepaskan hormon-hormon yang memicu munculnya emosi di jiwa. Hanya diam. iya, hanya diamlah yang mampu menenangkan hidup dan perasaan hatinya. Menghadap Sang Pencipta dia keluhkan dan dia gantungkan semua angan dan cita-citanya. Karena dia yakin bahwa, hanya Allah-lah yang mampu memberikan pertolongan. Tidak ada tuhan selain Allah. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya bagi Allah Tuhan semesta alam.

Bersambung....

0 komentar:

Posting Komentar