Senin, 28 Desember 2020

Cinta Ibu dalam Keabadian

Cinta Ibu dalam Keabadian
Dokumen Pribadi

Nasihat seorang ibu adalah wejangan indah penuh makna, inspirasi kehidupan dan pendidikan karakter bagi seorang anak.
~Iqbal Maulana~

Di pagi hari sekitar pukul 06.45 WIB, ketika Balqi akan berangkat ke kampus, ia menemui sang Ibu.

“Ibu, Balqi izin berangkat ke kampus iya, mohon doanya Ibu” Balqi berkata sambil menggenggam dan mencium kedua tangan Ibundanya.

“Iya Nak, Ibu berdoa semoga kelak jika kau sudah lulus, jadilah anak yang saleh yang dapat membanggakan Bapak dan Ibu”. Lanjut Ibu berkata menasihati Balqi  “Manusia yang baik itu adalah manusia yang mampu membawa dirinya di mana pun ia berpijak. Jadilah manusia yang baik, sopan, selalu menolong sesama dan rendah hati. Ingat!, rendah hati iya bukan rendah diri”. Begitulah pesan yang sering Ibu sampaikan kepada Balqi dan anak-anaknya yang lain.

“Baik Ibu, Balqi janji akan menjadi anak yang baik yang dapat membanggakan Ibu dan Bapak, Balqi janji Bu”. Sahut Balqi seraya memberikan jari kelingking sebagai bentuk perjanjian.

Kemudian Balqi pun pergi meninggalkan Ibundanya untuk belajar di salah satu kampus di Jakarta. Walaupun Balqi terlahir dari keluarga kurang mampu,  ia tetap berusaha untuk  melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi dengan biayanya sendiri. Karena Balqi telah berjanji pada dirinya sendiri untuk mengangkat derajat ekonomi kedua orang tuanya.

Di suatu malam, ketika ia sampai di rumah sepulang dari kampus, ia melihat Ibundanya sangat kelelahan ketika sedang membuat adonan kue.

“Ibu” Balqi berkata sambil mendekati Ibundanya.

“Iya Nak, ada apa?” jawab Ibunda Balqi.

“Sepertinya Ibu lelah, apakah boleh Balqi membantu Ibu?” tanya Balqi.

“Ibu tidak apa-apa, Nak. Tidak usah, Kamu belajar saja sana, pasti Kamu banyak tugas dari kampus kan?” sahut Ibu kepada Balqi

“Tidak kok Ibu, tugas kampus Balqi sudah selesai dikerjakan semua” jawab Balqi sambil memijat pundak Ibunda yang tampak kelelahan.

“Syukurlah jika seperti itu Nak, Ibu bangga sama Kamu Nak, Kamu anak yang cerdas yang dapat membagi waktu dengan baik” kata Ibu sambil tersenyum melihat wajah Balqi.

“Terima kasih Ibu, ini semua berkat didikan dari Ibu dan Bapak” sahut Balqi membalas senyum Ibunda.

“Ya sudah sana Kamu istirahat di kamar, pasti Kamu lelah bukan seharian kuliah?” kata Ibu sambil menurunkan tangan Balqi yang sedang memijat pundaknya.

“Baiklah Ibu” jawab Balqi sambil meninggalkan Ibunda dengan berat hati.

Di tengah perjalanan Balqi berhenti dan memperhatikan Ibundanya dari kejauhan (di belakang tembok samping kamarnya). Ibundanya begitu semangat dalam menjalankan hidup dengan membuat kue demi membiayai kebutuhan keluarganya. Semenjak usaha bumbu Bapak bangkrut karena banyaknya saingan di pasar. Bapak lebih suka melamun dan berdiam diri di kamar. Oleh sebab itu, Ibu sekarang menjadi tulang punggung bagi keluarganya.

“Ya Allah berilah kesehatan kepada Ibu dan berikanlah Kami rezeki yang halal dan berkah untuk menjalankan hidup ini dengan mendapatkan rida dari-Mu” Balqi berdoa di dalam hati sambil memperhatikan Ibunda di belakang tembok dekat kamarnya.

Kemudian Balqi masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Lima menit berlalu, sepuluh menit berlalu, namun mata Balqi tetap tidak terpejam. Akhirnya Balqi kembali ke luar kamar untuk melihat Ibundanya. Ketika itu Balqi melihat Ibundanya tertidur lelap di dapur.

“Ya Allah, kasihan sekali Ibu. Ibu pasti sangat lelah seharian berjualan, dan malam pun Dia harus membuat adonan kue lagi untuk jualan besok” ucap Balqi dengan nada lirih, sambil merapikan dan menidurkan Ibunda di lantai dapur.

Kemudian Balqi melanjutkan adonan kue yang ditinggal tidur oleh sang Ibunda. Setelah selesai dikerjakan oleh Balqi, tiba-tiba Ibundanya terbangun.

“Adonan Ibu mana, Nak?” tanya Ibu kepada Balqi, sambil mencari tempat adonan kue yang tidak ada di depan badannya.

“Sudah, ayo Ibu istirahat saja, adonannya sudah selesai dikerjakan sama Balqi”. Jawab Balqi sambil menuntun dan membaringkan  sang Ibu ke tempat tidurnya.

“Ibu, jika lelah bilang sama Balqi, biar nanti Balqi bantu Ibu. Balqi tidak mau Ibu sakit” lanjut Balqi sambil memijat kaki Ibunda.

“Terima kasih Nak, Kamu memang anak yang baik lagi saleh. Ibu bangga sama Kamu Nak” sahut Ibunda kepada Balqi.

“Ibu selalu berdoa, semoga Kamu menjadi orang sukses yang dapat bermanfaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa” lanjut Ibu mendoakan Balqi. 

“Aamiinn, terima kasih bu, Ibu adalah pahlawan bagi Kami, Kami bangga sama Ibu. Balqi janji akan menjalankan semua pesan Ibu” sahut Balqi sambil memeluk Ibunda.

Kemudian sang Ibu bercerita tentang kisah waktu Balqi masih usia Balita, yang suka dibawa berdagang kue berkeliling kampung dan kompleks perumahan.

“Balqi, Kamu masih ingat tidak waktu kecil, Kamu selalu digendong-gendong sama Ibu berjualan kue keliling kampung?. Dan orang-orang pada mencubit pipi Kamu, karena Kamu dulu gendut dan menggemaskan”  Ibu menceritakan kisah Balqi kecil, sambil tersenyum simpul.

“Hehehe” Balqi tertawa dan membayangkan seperti apa kala itu (waktu dirinya masih kecil dan menggemaskan)

“Kemudian Ibu-ibu kompleks bertanya sama Kamu, “dedek kalo gede mau jadi apa?” dan Kamu selalu menjawab “au dadi olisi” (mau jadi polisi), semua orang pada tertawa lepas”. Ibu melanjutkan ceritanya dengan nada gurauan dan tertawa lepas.

“Sekarang anak kecil yang lucu tersebut, sudah beranjak dewasa, dan bisa menjadi kebanggaan bagi kedua orang tuanya”. Lanjut Ibu berkisah.

“Ah Ibu bisa saja” sahut Balqi, sambil terus memijat sang Ibu yang kelelahan.

Detik demi detik, menit demi menit berlalu tak berasa ketika sang Ibu menceritakan kisah masa-masa kecil Balqi yang penuh dengan kisah lucu dan menggemaskan. Jam menunjukkan pukul 23.30 WIB dan sang Ibu tertidur pulas, karena begitu nikmatnya pijatan dari sang anak yaitu Balqi. Kemudian Balqi menyelimuti Ibundanya sambil mengecup kening sang Ibu, seraya berkata “I love You Ibu”, dan pergi meninggalkan kamar sambil mematikan lampunya.

***

Tiga bulan kemudian, Ibundanya meninggal dunia karena terjatuh dari kamar mandi. Dan saat itu Balqi begitu terpukul atas kejadian yang menimpa Ibundanya tersebut. Walaupun sudah tiada Balqi tetap melanjutkan usaha kue Ibundanya, karena amanat dari sang Ibu. Yaitu tepat sebulan sebelum kematian, Ibunda Balqi berpesan agar usaha kuenya tidak berhenti walaupun beliau telah wafat.

“Nak, Ibu pesan sama Kamu, jika Ibu sudah tidak ada di dunia ini, Ibu mohon sama Kamu untuk melanjutkan usaha kue Ibu ini iya Nak. Sebab, ini adalah usaha turun temurun di keluarga besar kita dan harus ada regenerasinya”. Ucap Ibu dengan nada memohon sambil mengelus pundak Balqi.

“Baik Ibu, Balqi akan menjalankan amanat Ibu ini”. Jawab Balqi sambil memeluk Ibunda.

Berjalan bulan demi bulan, tahun demi tahun, omset penjualan kuenya Balqi mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut membuat Balqi membuka toko cabang di berbagai ibukota di Indonesia seperti Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Temanggung, Padang dan masih banyak lagi yang lainnya.

***

Sosok remaja pria tersebut berasal dari daerah pinggiran Ibukota. Memiliki kecerdasan, keuletan dan suka menolong. Pribadi yang sopan santun, patuh terhadap orang tua dan sesama manusia. Dia banyak dikagumi oleh teman-teman seusianya baik di lingkungan tempat tinggal, maupun di lingkungan kampus tempat Dia menimba ilmu. Sosok tersebut bernama Balqi Muhammad, biasa dipanggil dengan nama Balqi.

Balqi adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Lima saudaranya telah menikah dan meninggalkan kedua orang tuanya untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama keluarga kecilnya. Dia lahir dari keluarga yang kurang mampu. Ibunya adalah seorang pedagang kue di depan pondok pesantren di Kota Tangerang. Sedangkan Bapaknya seorang penjual bumbu di pasar tradisional. Saat itu, Balqi baru berusia 18 tahun. Balqi memiliki hobi membaca dan menulis. Dia juga aktif di berbagai organisasi, baik Intrakurikuler  maupun ekstrakurikuler.

Begitulah nasihat cinta seorang Ibu. Kenangannya akan abadi walaupun Dia telah tiada, doanya akan terus mengalir kepada seluruh anak-anaknya yang berbakti kepadanya. Tidak ada kerugian bagi seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Melainkan, semakin Kamu berbakti kepada kedua orang tua, maka hidupmu akan semakin berkah dan kesuksesan dunia pun akan selalu didapatkan dengan mudah.


~TAMAT~


0 komentar:

Posting Komentar