Rabu, 07 Juli 2021

ISTIKAT -Bagian 12

 

ISTIKAT -Bagian 12

Oleh: Iqbal Maulana

Pemandangan indah melihat sunset penuh rasa bahagia mensyukuri nikmat penglihatan dari-Nya. Fatamorgana kemerahan dibalut hitam. Hamparan awan kebiru-biruan menuju hitam dan udara sejuk malam mulai mendinginkan.

Saksi bisu di ketinggian 3676 Mdpl. Iya betul, puncak Mahameru. Gunung tertinggi di Pulau Jawa. Tempat di mana rasa itu mulai muncul. Kasih sayang, emosi, kekompakan silih berganti saling melengkapi. Perjuangan menaklukkan rasa takut dan insecure atas ketidakmampuan. Kau yang menguatkanku, menjagaku dan memerhatikan gerak-gerikku. Iya, Dia. Dia bukanlah makhluk biasa. Dia adalah yang telah menciptakan jin dan manusia, Allah SWT.

Kala itu, malam mulai tiba, hembusan udara mulai menusuk raga. Dari kejauhan, tepat 70 meter dari tenda istirahat, Arifin melihat sepasang kekasih yang serasi dan saling memerhatikan penuh kasih nan sayang. Laki-laki yang menyelimuti gadis yang tengah menggigil kedinginan di depan api unggun yang baru menyala.

Malam yang romantis bagi dua sejoli tersebut, memahami dan merawat satu sama lain. Gadis ayu tersebut membuatkan secangkir kopi hangat yang dia suguhkan untuk laki-laki di sampingnya. Mereka berdua saling bercakap santai, sambil memandangi keindahan alam Mahameru. Sesekali gadis ayu tersebut menyenderkan kepalanya di pundak sang laki-laki. Dan sang laki-laki mengelus rambut yang tertutup oleh jilbab segi empat berwarna pastel. 

Tepat sekali, dua sejoli itu adalah sepasang pasutri yang baru saja menikah dan memiliki hobi yang sama yaitu mendaki gunung. Oleh karena itu, mereka berdua mengisi bulan madu mendaki puncak tertinggi Pulau Jawa, Mahameru. Mahameru tempat pertemuan pasangan yang penuh dengan romansa. Arifin menghela nafas setelah Reza bercerita tentang dua sejoli tersebut yang penuh perjuangan untuk sampai pada puncak Mahameru.

"Kamu kapan mau seperti mereka, Fin?" Tanya Reza yang mendekat dari arah belakang.

"Maksud kamu gimana, Za?" Arifin kebingungan atas pertanyaan Reza.

"Iya, kamu kapan mau menikah dan bulan madu di Mahameru?"

"Owh, jadi mereka berdua pasutri? pantas saja begitu romantis sekali mereka." Ucap Arifin yang baru mengetahui informasi tersebut.

"Iya mereka berdua pasutri baru 1 (satu) bulan menikah. Dan mereka memiliki janji jika mereka menikah, maka mereka akan bulan madu di sini, untuk mengenang kisah pertemuannya di Mahameru."

"Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah menciptakan setiap makhluk berpasang-pasangan. Mempertemukan dan mempersatukan dua insan yang saling melengkapi. Tidak ada daya dan upaya melainkan kekuatan dari Allahu Robbi. Tuhan semesta alam." Gumam Arifin di dalam hati.

"Oh iya. Kamu tahu tidak tadi siang, ketika menuju puncak ini?, mereka berdua sangat kompak dan saling membantu. Gadis tersebut seperti tampak kelelahan sewaktu sampai di tengah pendakian. Akhirnya sang lelaki tersebut menggendongnya hingga sampai ke puncak. Iya, walaupun sesekali ia harus beristirahat karena sang lelaki pun merasakan rasa letih. Dan ketika itu aku coba memberikan sedikit air minum kepadanya, dan aku tanya sama dia "Pacarnya bang?". Lalu ia menjawab, "Dia  istri saya bang, kami sudah menikah 1 bulan yang lalu. Dan kami kembali ke sini untuk mengenang pertemuan pertama kami berdua tiga tahun yang lalu, tepatnya di pinggir danau Semeru". Begitulah sedikit isi percakapan Reza dengan dua pasutri tersebut".

Malam semakin gelap gulita, hanya sebatang lilin yang menerangi kegelapan dan asap api unggun yang telah mati. Angin Mahameru semakin tak bersahabat, merasuk ke dalam tubuh menusuk tulang membuat gigi beradu kedinginan.

Pasutri tersebut telah beristirahat di dalam tendanya. Namun, Arifin masih tetap bertahan di luar tenda, menikmati suguhan alam Mahameru. Tak henti-hentinya Arifin berzikir memuji keagungan Allah SWT Dzat yang telah menciptakan alam raya dan seisinya. 

Malam itu pukul 23.59 waktu setempat, Arifin melihat ke atas langit ada sebuah bintang yang jatuh bagaikan bola api yang bergerak sangat cepat. Arifin tidak ingin ketinggalan momentum yang indah tersebut, ia langsung memejamkan mata dan berdoa kepada Allah SWT.

"Ya Allah, Ya Rohman, Ya Rohim, Ya Hayyu, Ya Qoyyum, Ya Sami', Ya Bashir, Ighfirlana Dzunubana. Ya Allah aku mohon kepada-Mu, berikanlah aku karunia terindah-Mu. Pertemukanlah aku dengan seseorang yang masih engkau rahasiakan untukku, tunjukkanlah ia kepadaku ya Robb, Aku mohon kepada-Mu. Perkenanlah untukku dia yang Engkau Rida dan terbaik memurut Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui. Aamiin."

"Fin, Ayo masuk tenda, udara malam tidak baik. Besok kita akan lanjut kembali ke bawah. Jadi, siapkan tenaga jangan sampai tumbang di tengah jalan." Reza yang muncul dari dalam tenda, dia sudah tidur lebih awal. Namun, terbangun dan melihat keluar, Arifin masih duduk termenung dalam dinginnya malam Mahameru.

"Iya, Za. Se-sebentar lagi saya istirahat. Saya mau menikmati keindahan Mahameru di malam hari."

"Baiklah, kalo begitu."

Selamat malam Mahameru, semoga kita dapat berjumpa di lain kesempatan. Kau memberikan banyak pelajaran hidup bagiku, cukuplah angin dan gelap yang menjadi saksi dialog aku dan Tuhan.


Bersambung.

07 Juli 2021 M/ 27 Dzulkaidah 1442 H

0 komentar:

Posting Komentar